Kamis, 16 Februari 2012

Lagi Demo Kecam SBY

www.bumnwatch.com — Ratusan mahasiswi dan mahasiswa, Rabu (15/2), untuk kali kedua kembali melakukan aksi gerakan rakyat duduki Cikeas (kediaman Presiden SBY). Mereka menyampaikan aspirasi bahwa SBY sudah tidak berguna, stop gaji dan fasilitas negara yang diterimanya.
“SBY saat ini hanya mencari kekuasaan dan melakukan pencitraan saja. Padahal, kemiskinan dan kelaparan terjadi dimana-mana. Kasus bunuh diri karena terlilit utang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terus meningkat, sementara SBY diam saja, hanya duduk manis di singgasananya,” kata Koordinator Lapangan Gerakan Rakyat untuk Duduki Cikeas 2 (Gerunduc 2), Yosef Sampurna Nggarang kepada Harian Terbit, Rabu (15/2).
Menurutnya, aksi yang diikuti mahasiswi-mahasiswi cantik ini, melakukan penggempuran dan pengepungan Cikeas dari tiga arah. Kelompok pertama, berangkat dari Tugu Tani Jakarta menuju Cikeas melalui tol Ja-gorawi-Cibubur, kelompok ke dua, berangkat dari kampus UNISMA 45 Bekasi melalui jalan Narogong, ke tiga, berangkat dari Universitas Pakuan langsung ke Cikeas melalui jalan Gunung Putri Cilengsi.
“Bila ada kesempatan, kami berusaha masuk ke dalam kediaman SBY di Cikeas. Aksi demo kali ini kita dilindungi oleh undang-undang karena sudah mendapat ijin dari Polda Metro Jaya dan Polres Bogor,” jelasnya.
Pihaknya, kata Yosef tak akan bosan dan merasa lelah untuk menggempur Cikeas,  kediaman SBY. Apalagi SBY sudah dianggap tidak bisa memimpin bangsa Indonesia, sehinnga dituntut untuk tidak masuk Istana.
“Berbagai elemen generasi mudah dan Mahasiswa sudah sepakat kepemimpinan SBY sudah gagal. Aksi saat ini telah didukung oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Islam Jakarta (UIJ), UNISMA 45 Bekasi, dan Ikatan Mahasiswa Bima di Jakarta,” ucapnya.
Menurut pengamat politik Universitas Indonesia, Prof Maswadi Rauf, aksi gerakan rakyat untuk duduki Cikeas ini merupakan aksi kekecewaan generasi muda terhadap Presiden SBY. Kepemimpinan SBY selama ini dianggap gagal oleh rakyat Indonesia.
“Kita sangat malu dengan negara tetangga, terutama Malaysia yang melihat Indonesia yang selalu rusuh. Padahal cara-cara demokrasi sudah dilakukan dengan pemilihan presiden secara langsung dan pengawasan dilakukan DPR, tapi nyatanya tidak,” tegasnya.
Maswadi mempertanyakan, perubahan apalagi yang harus kita lakukan mengenai demokrasi ini, semuanya sudah habis dan tidak ada perbaikan. Presiden SBY tidak mampu melakukan terobosan untuk memperbaiki krisis, kemiskinan dan korupsi.
“Demokrasinya yang tidak benar atau orangnya yang tidak benar atau apa lagi. Padahal sumber daya alam Indonesia sangat berlimpah, namun kekayaan tersebut ada yang tidak pernah sampai ke masyarakat bawah,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini yang harus dilakukan SBY harus melakukan perubahan dan berani memberantas korupsi di Indonesia. Bila tidak, Indonesia akan dipermalukan oleh dunia. (Harian Terbit/*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar