Jumat, 17 Februari 2012

Pembunuhan Karakter BIN dan BAIS


Belakangan ini terdapat pihak-pihak yang begitu rajinnya menyoroti BIN dan BAIS sebagai lembaga yang mengerikan, pelanggar HAM, dan mempraktekan kekejaman. Hal tersebut bahkan dikaitkan dengan sejarah masa lalu dimana perjalanan bangsa kita berlumuran darah bangsa kita sendiri.

Tengok misalnya di shoutbox Blog I-I selama beberapa bulan terakhir ini banyak dilempari sampah yang baunya menusuk hidung. Beberapa kalangan dengan nama samaran Mike Yamada atau Mike Casey menuduh BIN dan BAIS berada dibelakang kekejaman yang menimpa etnis tertentu di masa lalu (Cina). Kesalahpahaman yang disebabkan ketertutupan dan ketidaktahuan tersebut telah membangun tembok prasangka, padahal justru BIN juga yang telah membela mati-matian agar pluralisme dan penegakan HAM menjadi perhatian pemerintah. Mungkin hanya di BIN/BAKIN dimana terdapat seorang agen keturunan Cina yang sangat berpengaruh dan bahkan menjadi guru besar yang malang melintang selama puluhan tahun, dan yang bersangkutan sangat berkepentingan untuk membela keadilan bukan?
Tanpa bermaksud membela BIN dan BAIS, perlu kiranya kita sebagai bangsa mulai belajar manfaat keterbukaan serta memberikan catatan sejarah yang benar kepada diri kita dan anak cucu kita. Kita harus memulai kejujuran sejarah dengan lapang dada dan mulai menetapi jalan bangsa kita yang lurus dalam upaya mewujudkan Indonesia Raya. Hanya dengan komunikasi yang baik kita akan dapat menyatu dalam satu kekuatan yang dahsyat untuk mentransformasi bangsa dan negara kita menjadi negara maju nan sejahtera.
Dalam penjelasan singkat ini, saya ingin meyakinkan kepada segenap elemen bangsa Indonesia dari etnis manapun bahwa menjadi kepentingan BIN maupun BAIS untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta membangun kesadaran keIndonesiaan yang harmoni dalam persaudaraan sejati, sehingga tuduhan terjadinya operasi brutal yang didalangi oleh intelijen sangatlah jauh dari kebenaran.

Sebuah argumentasi yang kemudian membuat insan intelijen terdiam tentu saja kasus yang masih hangat, misalnya kematian Munir. Bahkan untuk memperhebat tuduhan kepada dunia intelijen Indonesia, disebutkan Munir mengetahui banyak hal dan rahasia yang menyebabkan dirinya mengalami nasib naas di pesawat Garuda. Aneh bin ajaib apabila pihak-pihak yang tahu persis kasus tersebut terdiam seribu bahasa dan membiarkan kehormatan lembaga seperti BIN dikotori oleh kepentingan individual. Memang untuk menjadi seorang pemberani itu sangat mahal di negeri tercinta Indonesia Raya. Saya melihat terdapat kesembronoan Tim Pencari Fakta yang mengkaitkan kematian Munir dengan lembaga intelijen serta menilainya sebagai kejahatan luar biasa. Karena faktanya adalah bahwa hal itu kejahatan individual atau perbuatan melanggar hukum pidana yang dapat dikategorikan sebagai unlawful killing.
Saya hanya ingin menyampaikan kepada segenap pembela HAM bahwa insan intelijen sangat menghormati penegakan HAM dan turut memberikan dukungan karena hal ini baik bagi rakyat Indonesia. Apa yang harus dijaga hanyalah perbuatan-perbuatan yang dapat membahayakan perjalangan bangsa kita. Karena itu, berkomunikasilah dengan baik dengan lembaga intelijen sehingga tercipta saluran komunikasi yang akan sangat bermanfaat bagi masa depan bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar