Belakangan ini
terdapat pihak-pihak yang begitu rajinnya menyoroti BIN dan BAIS sebagai
lembaga yang mengerikan, pelanggar HAM, dan mempraktekan kekejaman. Hal
tersebut bahkan dikaitkan dengan sejarah masa lalu dimana perjalanan bangsa
kita berlumuran darah bangsa kita sendiri.
Tengok misalnya di shoutbox Blog I-I selama beberapa bulan terakhir ini banyak dilempari sampah yang baunya menusuk hidung. Beberapa kalangan dengan nama samaran Mike Yamada atau Mike Casey menuduh BIN dan BAIS berada dibelakang kekejaman yang menimpa etnis tertentu di masa lalu (Cina). Kesalahpahaman yang disebabkan ketertutupan dan ketidaktahuan tersebut telah membangun tembok prasangka, padahal justru BIN juga yang telah membela mati-matian agar pluralisme dan penegakan HAM menjadi perhatian pemerintah. Mungkin hanya di BIN/BAKIN dimana terdapat seorang agen keturunan Cina yang sangat berpengaruh dan bahkan menjadi guru besar yang malang melintang selama puluhan tahun, dan yang bersangkutan sangat berkepentingan untuk membela keadilan bukan?
Tengok misalnya di shoutbox Blog I-I selama beberapa bulan terakhir ini banyak dilempari sampah yang baunya menusuk hidung. Beberapa kalangan dengan nama samaran Mike Yamada atau Mike Casey menuduh BIN dan BAIS berada dibelakang kekejaman yang menimpa etnis tertentu di masa lalu (Cina). Kesalahpahaman yang disebabkan ketertutupan dan ketidaktahuan tersebut telah membangun tembok prasangka, padahal justru BIN juga yang telah membela mati-matian agar pluralisme dan penegakan HAM menjadi perhatian pemerintah. Mungkin hanya di BIN/BAKIN dimana terdapat seorang agen keturunan Cina yang sangat berpengaruh dan bahkan menjadi guru besar yang malang melintang selama puluhan tahun, dan yang bersangkutan sangat berkepentingan untuk membela keadilan bukan?
Tanpa
bermaksud membela BIN dan BAIS, perlu kiranya kita sebagai bangsa mulai belajar
manfaat keterbukaan serta memberikan catatan sejarah yang benar kepada diri
kita dan anak cucu kita. Kita harus memulai kejujuran sejarah dengan lapang
dada dan mulai menetapi jalan bangsa kita yang lurus dalam upaya mewujudkan
Indonesia Raya. Hanya dengan komunikasi yang baik kita akan dapat menyatu dalam
satu kekuatan yang dahsyat untuk mentransformasi bangsa dan negara kita menjadi
negara maju nan sejahtera.
Dalam
penjelasan singkat ini, saya ingin meyakinkan kepada segenap elemen bangsa Indonesia
dari etnis manapun bahwa menjadi kepentingan BIN maupun BAIS untuk memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa serta membangun kesadaran keIndonesiaan yang
harmoni dalam persaudaraan sejati, sehingga tuduhan terjadinya operasi brutal
yang didalangi oleh intelijen sangatlah jauh dari kebenaran.
Sebuah argumentasi yang kemudian membuat insan intelijen terdiam tentu saja kasus yang masih hangat, misalnya kematian Munir. Bahkan untuk memperhebat tuduhan kepada dunia intelijen Indonesia, disebutkan Munir mengetahui banyak hal dan rahasia yang menyebabkan dirinya mengalami nasib naas di pesawat Garuda. Aneh bin ajaib apabila pihak-pihak yang tahu persis kasus tersebut terdiam seribu bahasa dan membiarkan kehormatan lembaga seperti BIN dikotori oleh kepentingan individual. Memang untuk menjadi seorang pemberani itu sangat mahal di negeri tercinta Indonesia Raya. Saya melihat terdapat kesembronoan Tim Pencari Fakta yang mengkaitkan kematian Munir dengan lembaga intelijen serta menilainya sebagai kejahatan luar biasa. Karena faktanya adalah bahwa hal itu kejahatan individual atau perbuatan melanggar hukum pidana yang dapat dikategorikan sebagai unlawful killing.
Saya hanya ingin
menyampaikan kepada segenap pembela HAM bahwa insan intelijen sangat
menghormati penegakan HAM dan turut memberikan dukungan karena hal ini baik
bagi rakyat Indonesia. Apa yang harus dijaga hanyalah perbuatan-perbuatan yang
dapat membahayakan perjalangan bangsa kita. Karena itu, berkomunikasilah dengan
baik dengan lembaga intelijen sehingga tercipta saluran komunikasi yang akan
sangat bermanfaat bagi masa depan bangsa Indonesia.
Sebuah argumentasi yang kemudian membuat insan intelijen terdiam tentu saja kasus yang masih hangat, misalnya kematian Munir. Bahkan untuk memperhebat tuduhan kepada dunia intelijen Indonesia, disebutkan Munir mengetahui banyak hal dan rahasia yang menyebabkan dirinya mengalami nasib naas di pesawat Garuda. Aneh bin ajaib apabila pihak-pihak yang tahu persis kasus tersebut terdiam seribu bahasa dan membiarkan kehormatan lembaga seperti BIN dikotori oleh kepentingan individual. Memang untuk menjadi seorang pemberani itu sangat mahal di negeri tercinta Indonesia Raya. Saya melihat terdapat kesembronoan Tim Pencari Fakta yang mengkaitkan kematian Munir dengan lembaga intelijen serta menilainya sebagai kejahatan luar biasa. Karena faktanya adalah bahwa hal itu kejahatan individual atau perbuatan melanggar hukum pidana yang dapat dikategorikan sebagai unlawful killing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar